RSS

Tari Sebagai Ritual


BAB I
PENDAHULUAN

I.1   Latar Belakang Masalah
Kraus memilahkan fungsi tari ke dalam 10 kelompok yaitu (1) tari sebagai suatu bentuk penguat sosial, seuatu cara mengungkapkan kesetiaan dan kekuatan nasional atau suku; (20 tari merupakan suatu cara pemujaan yang berkaitan dengan religi, sebagai suatu bentuk ritual dan cara langsung berkomunikasi dengan dewa-dewa; (3) tari adalah suatu bentuk seni, salah satu jalan ke luar pengekspresian diri serta kreativitas pribadi; di antara berbagai cabang utawma warisan budaya, tari mungkin menjadi sumber karya-karya besar yang diselenggarakan sebagai bagian dari tradisi yang terus berlanjut, atau dasar untuk kelanjutan eksperimentasi artistic; (4) tari mungkin juga menjadi satu bentuk hiburan popular, menarik bagi penonton pada umumnya dari pada saat ia dihidangkan sebagai suatu bentuk tari dengan level estetis yang tinggi; (5) tari mungkin juga dibawakan sebagai suatu cara mengungkapkan kegembiraan yang luar biasa melalui fisik, kekuatan, dan ketrampilan; (6) tari menawarkan jalan ke luar yang penting untuk pergaulan dan hiburan, baik pergaulan maupun hiburan keduanya merupakan suatu cara untuk menyegarakan fisik, alas an-alasan menari itu menyangkut fungsi tertentu. Tari, dikatakannya menjalankan dan berada dalam deretqan fungsi seperti; (1) inisiasi pubertas; (2) percintaan; (3) persahabatan; (4) perkawinan; (5) peristiwa yang bersangkut-paut dengan pekerjaan; (6) upacara yang berhubungan dengan kesurubah tanaman; (7) tarian perbintangan; (8) perburuan; (9) menirukan binatang; (10) menirukan perang; (11) pengobatan; (12) kematian; (13) peralihan tingkat hidup; (14) tari badut atau lawak (Gertrude Kurath, dalam Any Person Rocyce, 1977; 79; seperti dikutip Soedarsoni dari I Made Bandem, 1985: 18) (5)
Beragam upacara yang dilaksanakan dengan menyertakan tari di dalamnya terlihat mengarah pada 4 pemilihan berdasarkan atas tujuannya, masing-masing ialah:
1)   upacara yang ditujukan untuk penyembahan terhadap roh nenek moyang: upacara berkenaan dengan peristiwa dalam daur kehidupan, upacara dengan harapan tertentu, upacara yang diselenggarakan untuk pergaulan. Untuk penemuan penerimaan sosial dalam partisipasi kelompok tari menyediakan media atau merupakan suatu wahana pergaulan, serta menjanjikan daya tarik bagi pria dan wanita;
2)   tari berguna sebagai suatu alat pendidikan, dengan peerngertian bahwa tari diajarkan untuk mencapai maksud-maksud khusus dalam masyarakat tertentu, seperti halnya seni musik, atau teater diajakan sebagai bentuk-bentuk kebudayaan.;
3)   tari merupakan suatu pekerjaan, ia bisa menjadi sarana mencari nafkah untuk para penarinya maupun para guru tarinya;
4)   akhirnya, tari diselenggarakan sebagai terapil untuk beberapa hal ia banyak disajikan sebagai suatu bentuk dai pengenduran dan rehabilitas fisik dan emnosi; ia disiapkan bersama dengan terapi-terapi lainya di beberapa pusat perawatan.
Pertautan antara tari dengan upacara mendapat perhatian serta disetujui pula oleh Anthony Shay yaitu salah seorang peneliti yang juga mencermati lapangan tari, Shay (1971) membedakan fungsi tari ke dalam 6 kategori, masing-masing ialah (1) tari sebagai refleksi dan pengesahan organisasi sosisl; (2) tari sebagai wadah ekspresi skuler maupun ritus religi; (3) tari merupakan hiburan sosisal atau aktivias yang berkaitan dengan hiburan; (4) tari menjadi alat atau jalan ke luar dan penendoran psikologis; (5) tari sebagai reflesksi nilai-nilai estetis atau sebagai aktivitas estetis itu sendiri; (6) tari merupakan refleksi dari pola-pola ekonomi sebagai sarana untuk mencarai nafkah, atau merupakan aktivias ekonomi itu (Anthony Shay, dalam Any Peterson Royce 1977: 79).
I.2   Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Perkembangan Bahasa pada Anak


Perkembangan Bahasa Pada Anak
Bahasa adalah segala bentuk komunikasi di mana pikiran dan perasaan seseorang disimbolisasikan agar dapat menyampaikan arti kepada orang lain. Oleh karera itu, perkembangan bahasa dimulai dari tangisan pertama sampai anak mampu bertutur kata. Perkembangan bahasa dapat dipelajari dalam kejadian pada masa bayi, masa kanak – kanak awal, pertengahan dan akhir masa anak – anak, serta masa remaja. Berikut ini ada perkembangan bahasa pada anak :
1.      Masa Bayi, pengenalan bahasa mengalami kemajuan melalui sejumlah kejadian dalam masa bayi. Pada masa bayi perkembagan bahasa mempunyai beberapa tahapan yaitu :

a.      ReflexsiveVocalization
Pada usia 0-3 minggu bayi akan mengeluarkan suara tangisan yang masih berupa refleks. Jadi, bayi menangis bukan karena ia memang ingin menangis tetapi hal tersebut dilakukan tanpa ia sadari.

b.      Babling
Pada usia lebih dari 3 minggu, ketika bayi merasa lapar atau tidak nyaman ia akan mengeluarkan suara tangisan. Berbeda dengan sebelumnya, tangisan yang dikeluarkan telah dapat dibedakan sesuai dengan keinginan atau perasaan si bayi.

c.       Lalling
Di usia 3 minggu sampai 2 bulan mulai terdengar suara-suara namun belum jelas. Bayi mulai dapat mendengar pada usia 2 s/d 6 bulan sehingga ia mulai dapat mengucapkan kata dengan suku kata yang diulang-ulang, seperti: “ba….ba…, ma..ma….” atau celotehan.

d.      Echolalia
Di tahap ini, yaitu saat bayi menginjak usia 10 bulan ia mulai meniru suara-suara yang di dengar dari lingkungannya, serta ia juga akan menggunakan ekspresi wajah atau isyarat tangan ketika ingin meminta sesuatu. Bayi biasanya mengutarakan kata pertama mereka pada usia 10-13 bulan.

e.       TrueSpeech
Bayi mulai dapat berbicara dengan benar. Saat itu usianya sekitar 18 bulan atau biasa disebut batita. Namun, pengucapannya belum sempurna seperti orang dewasa. Pada usia 18 ini, bayi biasanya telah mulai merangkai dua kata bersama – sama.

2.      Masa Kanak – kanak Awal, seiring anak – anak meninggalkan tahapan dua kata, mereka bergerak lebih cepat ke dalam kombinasi tiga, empat, dan lima kata. Transisi dari kalimat sederhana untuk mengekspresikan proposi tunggal menjadi kalimat kompleks, dimulai antara umur 2-3 tahun dan berlanjut ke tahun – tahun sekolah dasar (Bloom, 1998). Perubahan substansial dalam pragmatik terjadi selama masa kanak – kanak awal. Sekitar umur 3 tahun, anak – anak meningkatkan kemampuan mereka untuk berbicara mengenai hal – hal yang tidak hadir secara fisik. Artinya, mereka mengalami kemajuan dalam penguasaan atas karakteristik - karakteristik bahasa yang dikenal sebagai pemindahan.

3.      Masa Kanak – kanak Pertengahan dan Akhir, perkembangan perbendaharaan kata terus berlanjut pada tingkat yang mengagumkan, bagi sebagian besar anak pada usia – usia sekolah dasar. Anak – anak menjadi semakin mampu untuk memahami dan menggunakan tata bahasa yang kompleks. Kesadaran metalinguistik juga meningkat selama tahun – tahun sekolah dasar. Kesadaran metalinguistik merujuk pada pengetahuan mengenai bahasa, yang memungkinkan anak – anak untuk ‘ berpikir mengenai bahasa mereka, mamahami apakah kata itu, dan bahkan mendefinisikannya’ (Berko Gleason, 2005, hal. 4). Anak – anak juga membuat kemajuan dalam memahami bagaimana cara menggunakan bahasa dalam cara yang sesuai kultural – pragmatik.

4.      Masa Remaja, perkembangan bahasa selama masa remaja meliputi peningkatan kompleksitas dalam penggunaan kata – kata. Seiring dengan berkembangnya pemikiran abstrak, remaja menjadi jauh lebih baik dibandingkan anak – anak dalam menganalisis fungsi yang dimainkan sebuah kata dalam sebuah kalimat. Remaja juga mengembangkan kemampuan yang lebih cerdik dalam menggunakan kata – kata. Pada masa remaja, perubahan bahasa meliputi penggunaan kata yang lebih efektif, peningkatan dalam kemampuan untuk memahami metafora, sindiran, dan karya sastra orang dewasa, serta menulis. Selain itu pengaruh pergaulan dalam masyarakat ( teman sebaya) terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak ( remaja ) menjadi lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi, bahasa kelompok tertentu yang bentuknya amat khusus (bahasa prokem).




B.     Faktor – faktor yang mempengaruhi perkembangan bahasa anak
1.      Umur Anak
Bertambah umur anak semakin matang pertumbuhan fisknya, bertambah pengalaman dan meningkat kebutuhannya. Bahasa seseorang akan berkembang sejalan dengan pertambahan pengalaman dan kebutuhannya.
2.      Kondisi Lingkungan
Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil yang cukup besar dalam berbahasa. Perkembangan bahasa di lingkungan perkotaan akan berbeda dengan di lingkungan pedesaan. Begitu pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan daerah- daerah terpencil dan di kelompok sosial lain.

3.      Kecerdasan Anak
Untuk meniru lingkungan tentang bunyi atau suara, gerakan, dan mengenal tanda- tanda memerlukan kemampuan motorik yang baik. Kemampuan motorik seseorang berkolerasi positif dengan kemampuan intelektual atau tingkat berpikir. Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata- kata yang di ingat, kemampuan menyusun kalimat dengan baik, dan memahami atau menangkap maksud pernyataan pihak lain, amat dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang anak.
4.      Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik baagi perkembangan bahasa anak- anak dan anggota keluarganya. Rangsangan untuk dapat di tiru oleh anak- anak dan anggota keluarga yang status sosial rendah. Hal ini akan tampak perbedaan perkembangan bahasa bagi anak yang hidup di dalam keluarga terdidik dan tidak terdidik. Dengan kata lain pendidikan keluarga pengaruh pula terhadap perkembangan bahasa.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

SILABUS PEMBELAJARAN


NAMA SEKOLAH                :  
Mata Pelajaran                       :   ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS)
Kelas / Semester                      :   V / 2
Standar Kompetensi              :   2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan  Indonesia

KOMPETENSI
DASAR
MATERI POKOK /
PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PENILAIAN
ALOKASI
WAKTU
SUMBER
BELAJAR/
ALAT
Teknik
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
2.2.   Menghargai jasa dan peranan tokoh perjuangan dalam mem-persiapkan kemerdekaan Indonesia









§  Persiapan kemerdekaan Indonesia dan perumusan dasar negara
§  Melakukan studi pustaka secara berkelompok untuk mencari lembaga-lembaga bentukan  Jepang dalam mempersiapkan mencapai kemerdekaan
§  Melakukan diskusi mengenai perlunya perumusan dasar negara
§  Mengidentifikasi beberapa tokoh yang berperan dalam usaha mempersiapkan kemerdekaan
§  Menuliskan bagaimana cara menghargai jasa para pahlawan dilanjutkan dengan presentasi

§  Menjelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan
§  Menjelaskan perlunya perumusan dasar negara sebelum kemerdekaan
§  Mengidentifikasi beberapa tokoh dalam mempersiapkan   kemerdekaan
§  Menunjukkan sikap menghargai jasa para tokoh   dalam mempersiapkan kemerdekaan
Tertulis

Uraian
Jelaskan beberapa usaha dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan

 12 x 35 menit
pert 5 - 8
(4minggu)






­      Buku IPS BSE kelas V
­     Gambar para pejuang dan tokoh kemerde- kaan sda.
&  Karakter siswa yang diharapkan :           Disiplin ( Discipline ), Rasa hormat dan perhatian ( respect ), Tekun ( diligence ) , Jujur ( fairnes )  dan  Ketelitian ( carefulness)


Mengetahui,
Kepala Sekolah





Bandung, ..................................  20....
Guru Kelas V.



Sri Idayanti
1003309

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS